Zhafran Nugra Al Khalish: Anak Teguh dan Tangguh

Zhafran Nugra Al Khalish merupakan anak pertama dari dua bersaudara yang lahir di Sleman pada 12
April 2015 dan kini tinggal di Krapyak Wetan, Sewon, Bantul, Yogyakarta. Di usianya yang masih 10
tahun, Zhafran telah menunjukkan kecemerlangan di berbagai bidang kademik, spiritual, dan
kehidupan sosialnya.
Zhafran kini duduk di kelas 3 SD Muhammadiyah Jogokaryan, Yogyakarta. Perjalanan hidupnya tidak
selalu mudah. Kehilangan sang ayah pada tahun 2021 menjadi pukulan berat yang membuatnya
sempat kehilangan kepercayaan diri. Ia pernah menjadi korban bullying karena statusnya sebagai
anak yatim. Justru inilah yang menjadi titik awal yang membentuk ketangguhan Zhafran. Sang ibu,
yang menjadi tulang punggung keluarga sejak kehilangan suaminya, mengambil langkah besar yaitu
memindahkan Zhafran ke lingkungan mushola yang lebih positif.
Di mushola ini, Zhafran tidak hanya mendapatkan bimbingan agama, tapi juga motivasi dan
semangat baru. Program seperti bimbingan belajar, pesantren saat liburan, public speaking, dan
belajar Al-Qur’an dan ilmu agama perlahan menguatkan rasa percaya dirinya. Dukungan dari
lingkungan ini serta dorongan kuat dari ibunya, membuat Zhafran bangkit dan berkembang luar
biasa.
Sejak tahun 2023, perubahan pada diri Zhafran sangat signifikan. Tidak hanya rajin ibadah seperti
tahajud, dhuha, dan puasa Senin-Kamis, ia juga menjadi siswa yang aktif dalam berbagai lomba
akademik. Beberapa prestasi yang diraihnya termasuk:
– Medali perunggu di Olimpiade Nasional (OMNAS) 2023 dan 2024
– Medali perak di Olimpiade Best Student Award dan Olimpiade OPN Banjarnegara
– Juara pada Olimpiade Eureka dan Jenius Science Olympiad (JSO) tingkat kota Yogyakarta
dan provinsi DIY.
– Finalis tingkat nasional untuk JSO dan OMNAS
– Penghargaan siswa terbaik SD Muhammadiyah Jogokaryan periode 2023–2024
Tidak hanya berprestasi di bidang akademik, Zhafran juga aktif dalam kegiatan tahfidz. Ia sering
diminta tampil di depan umum untuk membaca Al-Qur’an.
Sang ibu melakukan bisnis online dengan menjual produk-produk herbal dan kosmetik buatan
sendiri. Ia menanamkan nilai-nilai tanggung jawab, kemandirian, dan sifat maskulin kepada Zhafran
melalui contoh nyata bukan dengan perintah. Hasilnya sejak usia 8 tahun Zhafran sudah bisa
memasak sendiri, membantu mengurus adiknya Humayun, hingga mengajarkan sholat dan mengaji.
Selain aktif dengan kegiatan di sekolah, TPA, dan di rumah, Zhafran juga gemar melukis di atas
kanvas dengan cat akrilik, mewarisi hobi ibunya.
Semua pencapaian tersebut tidak lepas dari bantuan dana pendidikan dari MAA (Muslim Aid
Australia) yang dia dapatkan sejak 2021. Dukungan ini sangat berarti, terutama ketika Zhafran harus
mengikuti lomba-lomba hingga ke luar kota. Dana tersebut juga membantu biaya kegiatan
ekstrakurikuler berbayar yang mendukung perkembangan akademik dan minatnya.
Di usia yang masih belia, Zhafran telah memiliki pandangan visioner untuk masa depannya. Ia
bercita-cita kuliah di luar negeri. Sang ibu pun siap selalu mendampingi dan mendukung impian
Zhafran tersebut. (DS)

Add Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Open chat
Assalamualaikum , bisa kami bantu ?
Asalamualaikum...ada yang bisa kami bantu ?
Powered by